Rabu, 02 April 2014

Cemburu Membuat Gelap Mata

 Fakta baru kekejaman Hafiz dan Assyifa kepada Ade Sara
Merdeka.com - Pemeriksaan terus dilakukan oleh penyidik Polda Metro Jaya kepada dua tersangka pembunuh Ade Sara, Hafiz dan Assyifa. Keduanya dicecar polisi soal modus pembunuhan yang dilakukan kepada Ade Sara. Dari pemeriksaan tersebut polisi berusaha mencari modus dan motif yang melatarbelakangi keduanya membunuh mahasiswa cantik tersebut. Sejumlah fakta baru pun terungkap.

Kedua tersangka bahkan membuat sandiwara untuk menjerat korban. Hafiz dan Assyifa pura-pura bertengkar dan hanya Sara yang bisa mendamaikan. Assyifa hanya mau masuk mobil jika Ade Sara masuk, namun setelah masuk, korban malah dibunuh kedua pelaku.

Sebelum dibunuh Ade Sara ternyata juga disiksa dengan kejam. Berikut fakta baru kekejaman yang dilakukan pelaku kepada Ade Sara:
Pemeriksaan terhadap pelaku pembunuhan Ade Sara Angelina Suroto, yakni Hafiz dan Assyifa masih terus berlangsung. Polisi menemukan fakta baru, rupanya Ade Sara dipaksa menanggalkan seluruh pakaiannya agar tidak kabur saat disekap di mobil Hafiz.

Hal tersebut diutarakan Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Rikwanto di Mapolda Metro Jaya. Ade Sara, lanjut Rikwanto , sempat menolak, namun lantaran terus mendapatkan intimidasi, Ade Sara pun menurutinya.

Rikwanto menambahkan, Ade Sara satu per satu menanggalkan pakaiannya sambil diawasi oleh Assyifa, sedangkan Hafiz tetap duduk di belakang kemudi mobil.

"Kecuali celana dalamnya tidak dilepaskan," ujar Rikwanto , Jumat (14/3).
Ade Sara juga diminta para pelaku untuk memakan tisu yang ada di dalam tas korban. "Korban disuruh makan tisu, sempat makan sendiri tapi lambat," ungkap Rikwanto .

Lantaran lambat, tersangka Assyifa pun mengambil koran yang ada di bagian belakang mobil. "Kemudian koran digulung AS, lalu disumpal ke mulut korban biar enggak teriak," paparnya.

Para pelaku pun tak menyangka, dengan memakan tisu, korban bisa meninggal dunia.

"Kagetnya enggak sangka dengan makan itu meninggal," pungkas Rikwanto .
Satu per satu aksi keji sejoli pembunuh, Hafiz dan Assyifa mulai terkuak. Tak hanya menyetrum Ade Sara Angelina Suroto, rupanya Hafiz juga sempat menendang kaki kiri dan leher untuk melumpuhkan Ade Sara.

"Pengakuan tersangka H sempat menendang kaki kiri dan leher korban sambil menyetrum korban," ujar Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Rikwanto , di Mapolda Metro Jaya, Jumat (14/3).

Sementara untuk tersangka Assyifa, lanjut Rikwanto , ia juga melakukan pemukulan terhadap Ade Sara. Penganiayaan tersebut terjadi saat keduanya menghentikan laju mobil di kawasan Menteng, Jakarta Pusat.
Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Rikwanto menuturkan terdapat sandiwara yang dilakoni kedua pelaku. "Ada sandiwara, mereka (kedua pelaku) bertengkar," tuturnya.

Saat Ade Sara turun dari mobil Hafiz untuk ikut les, rupanya Assyifa pun juga ikut turun. Kemudian, Hafiz mengajak Assyifa masuk ke dalam mobil. Assyifa tak ingin masuk ke dalam mobil, jika Ade Sara juga tak masuk. "Padahal itu jebakan. Melihat keduanya bertengkar, Sara pun tergerak," tambah Rikwanto .

Tak berapa lama, keduanya pun melakukan penganiayaan terhadap Ade Sara.

Tanggapan saya mengenai adanya peristiwa ini yang pasti sangat memprihatinkan, apalagi si pelaku dan korban yang masih dibilang remaja. Kemungkinan banyak faktor yang mempengaruhi pelaku untuk melakukan peristiwa tersebut, yaitu : kondisi kejiwaan yang masih labil, atau mungkin kedua pelaku ini mengalami kegangguan psikopat. Karena jika kita teliti dengan otak normal atau sehat, mengapa pelaku ini tega melakukan hal tersebut kepada temannya sendiri hanya karena sebatas cemburu. Faktor berikutnya kurangnya kasih sayang atau perhatian kedua orangtua. Orangtua yang terlalu memberi kebebasan kepada anaknya, kemungkinan besar mereka akan melakukan hal-hal yang berbau negatif. contohnya seperti yang dilakukan oleh kedua pelaku Hafiz dan Assyifa tersebut. Jika kita mendapat perhatian/kasih sayang dari kedua orangtua kita, kemungkinan besar kita selalu diberi nasihat dan selalu dikontrol oleh orangtua kita.

Faktor yang lain juga kemungkinan pelaku tersebut moralnya terbawa atau terinspirasi untuk melakukan pembunuhan tersebut  karena sering melihat atau menonton hal-hal yang berbau pembunuhan atau kekerasan. Jika saya sebagai orang yang normal, tidak akan melakukan hal yang sangat keji dan tidak beradab tersebut. Selain tega karena membunuh teman sendiri, jika kita melakukan hal tersebut dampak yang akan dialami kedepannya sangat terganggu. Selain rasa bersalah yang terus menerus, contohnya kedua pelaku dipenjarakan seumur hidup. Masa depan yang seharusnya kita hadapi dengan cerah, menjadi buram hanya karna menjadi tersangka pembunuhan dikarenakan alasan kecil yang hanya sekedar cemburu. 

Oleh karena itu, kita sebagai orang normal jaga moral dan pikirkan masa depan kita. Jangan karena hanya cinta yang takut orang yang kita cintai dimiliki orang lain, kita harus melakukan hal yang sangat tidak berkemanusiaan. 

0 komentar :

Posting Komentar