Cemburu Membuat Gelap Mata
Fakta baru kekejaman Hafiz dan
Assyifa kepada Ade Sara
Merdeka.com - Pemeriksaan
terus dilakukan oleh penyidik Polda Metro Jaya kepada dua tersangka pembunuh
Ade Sara, Hafiz dan Assyifa. Keduanya dicecar polisi soal modus pembunuhan yang
dilakukan kepada Ade Sara. Dari pemeriksaan tersebut polisi berusaha mencari modus dan motif yang
melatarbelakangi keduanya membunuh mahasiswa cantik tersebut. Sejumlah fakta
baru pun terungkap.
Kedua tersangka bahkan membuat sandiwara untuk menjerat korban. Hafiz dan Assyifa pura-pura bertengkar dan hanya Sara yang bisa mendamaikan. Assyifa hanya mau masuk mobil jika Ade Sara masuk, namun setelah masuk, korban malah dibunuh kedua pelaku.
Sebelum dibunuh Ade Sara ternyata juga disiksa dengan kejam. Berikut fakta baru kekejaman yang dilakukan pelaku kepada Ade Sara:
Kedua tersangka bahkan membuat sandiwara untuk menjerat korban. Hafiz dan Assyifa pura-pura bertengkar dan hanya Sara yang bisa mendamaikan. Assyifa hanya mau masuk mobil jika Ade Sara masuk, namun setelah masuk, korban malah dibunuh kedua pelaku.
Sebelum dibunuh Ade Sara ternyata juga disiksa dengan kejam. Berikut fakta baru kekejaman yang dilakukan pelaku kepada Ade Sara:
Pemeriksaan
terhadap pelaku pembunuhan Ade Sara Angelina Suroto, yakni Hafiz dan Assyifa
masih terus berlangsung. Polisi menemukan fakta baru, rupanya Ade Sara dipaksa
menanggalkan seluruh pakaiannya agar tidak kabur saat disekap di mobil Hafiz.
Hal tersebut diutarakan Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Rikwanto di Mapolda Metro Jaya. Ade Sara, lanjut Rikwanto , sempat menolak, namun lantaran terus mendapatkan intimidasi, Ade Sara pun menurutinya.
Rikwanto menambahkan, Ade Sara satu per satu menanggalkan pakaiannya sambil diawasi oleh Assyifa, sedangkan Hafiz tetap duduk di belakang kemudi mobil.
"Kecuali celana dalamnya tidak dilepaskan," ujar Rikwanto , Jumat (14/3).
Hal tersebut diutarakan Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Rikwanto di Mapolda Metro Jaya. Ade Sara, lanjut Rikwanto , sempat menolak, namun lantaran terus mendapatkan intimidasi, Ade Sara pun menurutinya.
Rikwanto menambahkan, Ade Sara satu per satu menanggalkan pakaiannya sambil diawasi oleh Assyifa, sedangkan Hafiz tetap duduk di belakang kemudi mobil.
"Kecuali celana dalamnya tidak dilepaskan," ujar Rikwanto , Jumat (14/3).
Ade
Sara juga diminta para pelaku untuk memakan tisu yang ada di dalam tas korban.
"Korban disuruh makan tisu, sempat makan sendiri tapi lambat," ungkap
Rikwanto
.
Lantaran lambat, tersangka Assyifa pun mengambil koran yang ada di bagian belakang mobil. "Kemudian koran digulung AS, lalu disumpal ke mulut korban biar enggak teriak," paparnya.
Para pelaku pun tak menyangka, dengan memakan tisu, korban bisa meninggal dunia.
"Kagetnya enggak sangka dengan makan itu meninggal," pungkas Rikwanto .
Lantaran lambat, tersangka Assyifa pun mengambil koran yang ada di bagian belakang mobil. "Kemudian koran digulung AS, lalu disumpal ke mulut korban biar enggak teriak," paparnya.
Para pelaku pun tak menyangka, dengan memakan tisu, korban bisa meninggal dunia.
"Kagetnya enggak sangka dengan makan itu meninggal," pungkas Rikwanto .
Satu
per satu aksi keji sejoli pembunuh, Hafiz dan Assyifa mulai terkuak. Tak hanya
menyetrum Ade Sara Angelina Suroto, rupanya Hafiz juga sempat menendang kaki
kiri dan leher untuk melumpuhkan Ade Sara.
"Pengakuan tersangka H sempat menendang kaki kiri dan leher korban sambil menyetrum korban," ujar Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Rikwanto , di Mapolda Metro Jaya, Jumat (14/3).
Sementara untuk tersangka Assyifa, lanjut Rikwanto , ia juga melakukan pemukulan terhadap Ade Sara. Penganiayaan tersebut terjadi saat keduanya menghentikan laju mobil di kawasan Menteng, Jakarta Pusat.
"Pengakuan tersangka H sempat menendang kaki kiri dan leher korban sambil menyetrum korban," ujar Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Rikwanto , di Mapolda Metro Jaya, Jumat (14/3).
Sementara untuk tersangka Assyifa, lanjut Rikwanto , ia juga melakukan pemukulan terhadap Ade Sara. Penganiayaan tersebut terjadi saat keduanya menghentikan laju mobil di kawasan Menteng, Jakarta Pusat.
Kabid
Humas Polda Metro Jaya Kombes Rikwanto
menuturkan terdapat sandiwara yang dilakoni kedua pelaku. "Ada sandiwara,
mereka (kedua pelaku) bertengkar," tuturnya.
Saat Ade Sara turun dari mobil Hafiz untuk ikut les, rupanya Assyifa pun juga ikut turun. Kemudian, Hafiz mengajak Assyifa masuk ke dalam mobil. Assyifa tak ingin masuk ke dalam mobil, jika Ade Sara juga tak masuk. "Padahal itu jebakan. Melihat keduanya bertengkar, Sara pun tergerak," tambah Rikwanto .
Tak berapa lama, keduanya pun melakukan penganiayaan terhadap Ade Sara.
Saat Ade Sara turun dari mobil Hafiz untuk ikut les, rupanya Assyifa pun juga ikut turun. Kemudian, Hafiz mengajak Assyifa masuk ke dalam mobil. Assyifa tak ingin masuk ke dalam mobil, jika Ade Sara juga tak masuk. "Padahal itu jebakan. Melihat keduanya bertengkar, Sara pun tergerak," tambah Rikwanto .
Tak berapa lama, keduanya pun melakukan penganiayaan terhadap Ade Sara.
Tanggapan
saya mengenai adanya peristiwa ini yang pasti sangat memprihatinkan,
apalagi si pelaku dan korban yang masih dibilang remaja. Kemungkinan
banyak faktor yang mempengaruhi pelaku untuk melakukan peristiwa
tersebut, yaitu : kondisi kejiwaan yang masih labil, atau mungkin kedua
pelaku ini mengalami kegangguan psikopat. Karena jika kita teliti dengan
otak normal atau sehat, mengapa pelaku ini tega melakukan hal tersebut
kepada temannya sendiri hanya karena sebatas cemburu. Faktor berikutnya
kurangnya kasih sayang atau perhatian kedua orangtua. Orangtua yang
terlalu memberi kebebasan kepada anaknya, kemungkinan besar mereka akan
melakukan hal-hal yang berbau negatif. contohnya seperti yang dilakukan
oleh kedua pelaku Hafiz dan Assyifa tersebut. Jika kita mendapat
perhatian/kasih sayang dari kedua orangtua kita, kemungkinan besar kita
selalu diberi nasihat dan selalu dikontrol oleh orangtua kita.
Faktor
yang lain juga kemungkinan pelaku tersebut moralnya terbawa atau
terinspirasi untuk melakukan pembunuhan tersebut karena sering melihat
atau menonton hal-hal yang berbau pembunuhan atau kekerasan. Jika saya
sebagai orang yang normal, tidak akan melakukan hal yang sangat keji dan
tidak beradab tersebut. Selain tega karena membunuh teman sendiri, jika
kita melakukan hal tersebut dampak yang akan dialami kedepannya sangat
terganggu. Selain rasa bersalah yang terus menerus, contohnya kedua
pelaku dipenjarakan seumur hidup. Masa depan yang seharusnya kita hadapi
dengan cerah, menjadi buram hanya karna menjadi tersangka pembunuhan
dikarenakan alasan kecil yang hanya sekedar cemburu.
Oleh
karena itu, kita sebagai orang normal jaga moral dan pikirkan masa
depan kita. Jangan karena hanya cinta yang takut orang yang kita cintai
dimiliki orang lain, kita harus melakukan hal yang sangat tidak
berkemanusiaan.
0 komentar :
Posting Komentar